ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KETUBAN PECAH DINI


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
 Departemen kesehatan menargetkan pengurangan angka kematian ibu dari 26,9 persen menjadi 26 persen per 100.000 kelahiran hidup dan angka kelahiran yang dicapai pada tahun 2009. supari menyebutkan pada tahun 2007 angka kematian ibu berkisar 24,8 persen per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi mencapai 26,9 persen per 1000 kelahiran. Di Indonesia ada tiga penyebab utama kematian ibu, yaitu perdarahan berkisar antara 40 persen hingga 60 persen dari total angka kematian ibu (AKI), Pre-ekslampsi /eklampsia (20 persen ± 30 persen) dan infeksi jalan lahir (20 persen ± 30 persen).Infeksi merupakan salah satu yang disebabkan oleh ketuban pecah dini. Jika ketuban sudah pecah maka jalan telah terbuka untuk masuknya kuman, bakteri atauvirus. Dengan sering dilakukan pemeriksaan dalam, maka dapat terjadi infeksi bagi ibu dan janinnya
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu. Insidensi ketuban pecah dini lebih kurang 10% dari semua kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensinya bervariasi 6-19%. Sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematuritas. Ketuban pecah dini berhubungan dengan penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40%. Neonatologis dan ahli obstetri harus bekerja sebagai tim untuk memastikan perawatan yang optimal untuk ibu dan janin



B. Tujuan
     1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman yang nyata dan jelas dalam memberikan asuhan kebidanan secara langsung dan komprehensif tentang ketuban pecah dini.
2. Tujuan Khusus
a.  Melakukan pengkajian kepada klien dengan asuhan kebidanan dengan ketuban pecah dini.
b. Dapat membuat rencana asuhan kebidanan guna mengatasi masalah yang muncul sesuai dengan prioritas masalah pada pasien dengan kasus ketubanpecah dini.
c. Dapat melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan rencana tindakan.
d. Dapat mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada pasien dengan ketuban pecah dini.
e. Dapat mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada pasien dengan ketuban pecah dini
f. Dapat menganalisa kesenjangan yang terjadi antara teori dan kenyataan dilapangan dalam memberikan asuhan.
C. Manfaat
      Pembuatan makalah ini memiliki manfaat yaitu:
1.      Menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dan para pembaca,
2.      Dapat mengetahui sebab – sebab terjadinya KPD
3.      Dapat mempersiapkan persalinan, bila diketahui terjadi KPD










BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
     Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai.
1.     KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia <37 minggu
2.     KPD memanjang merupakan KPD selama >24 jam yang berhubungan dengan peningkatan risiko infeksi intra-amnion
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002)
Ketuban pecah dini atau sponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebsalum partu : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar 1998)

B. Etiologi
      Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
1.      Serviks inkompeten.
2.      Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramion.
3.      Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
4.      Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic disproporsi).
5.      Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk preteolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah. (Amnionitis/ Korioamnionitis).
6.      Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
7.      Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten
a.       Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi
b.     Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan morbiditas janin

C. Gejala Klinis 
Diagnosis ketuban Pecah Dini tidak sulit ditegakkan dengan keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang khas, selain keterangan yang disampaikan dapat dilakukan beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairanyang keluar adalah air ketuban, diantaranya tes ferning dan nitrozine tes.Langkah ± langkah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis ketuban pecah dini dilakukan :
1. Memeriksa adanya cairan yang berisi mekoneum, vernik kaseosa, rambut lanugo,atau bila telah terinfeksi berbau.
2. Pemeriksaan speculum : lihat dan perhatikan apakan memang air ketuban keluar darikanalis servisis dan apakah ada bagian yang sudah pecah.
3. Menggunakan kertas lakmus : bila menjadi biru (basa) berarti air ketuban, bila menjadimerah (asam) berarti air kemih (urin)
4.  Melakukan pemeriksaan PH forniks pada posterior pada PROM (air ketuban).
5.  Melakukan pemeriksaan histopatologi air (ketuban).


D. Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi.
Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)
High virulensi : Bacteroides
Low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

E. Komplikasi
1.      Infeksi intrapartum (korioamnionitis)
2.      Persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm
3.      hipoksia karena kompresia tali pusat
4.      Oligohidramnion
5.    Deformitas janin
6.    Meningkatnya insiden seksio sesarea (gagalnya persalinan normal)

F. Penatalaksanaan
Perlu dilakukan pertimbangan tentang tata laksana yang paling tinggi mencapai well born baby dan well health mother. Masalah berat dalam menghadapi ketuban pecah dini adalah apabila kehamilan kurang dari 26 minggu karena untuk mempertahankannya memerlukan waktu lama. Bila berat janin sudah mencapai 2000 gram, induksi dapat dipertimbangkan. Kegagalan induksi disertai dengan infeksi yang diikuti histerektomi.
Selain itu, dapat dilakukan pemberian kortikosteroid dengan pertimbangan. Tindakan ini akan menambah reseptor pematangan paru, meningkatnya maturitas paru janin. Pemberian betametason 12 minggu dilakukan dengan interval 24 jam dan 12 minggu tambahan, maksimum dosis 24 minggu, masa kerjanya sekitar 2-3 hari. Bila janin setelah satu minggu belum lahir, pemberian berakortison dapat diulang lagi.
Indikasi melakukan pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
1.      Pertiimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktu apakah 6, 12, atau 24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.
2.      Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38°c, dengan pengukuran  per rektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan kultur air ketuban.
















BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
TRIMESTER II (22 MINGGU)
         DI RS SARI MULIA RUANG MERPATI
I.         PENGKAJIAN
Hari / Tanggal        :  Rabu/  25 Juli 2012
Jam                         : 16.00 wita

A.    Subjektive Data
1.      Identitas
Istri
Nama                            : Ny. S
Umur                            : 32 Tahun
Agama                          : Islam
Suku/Bangsa                 : Banjar
Pendidikan                   : D3 Komputer
Pekerjaan                      : Karyawan Swasta
Alamat                          : Jl. Ks Tubun No 156 RT 8 RW 4

Suami
Nama                            : Tn. K
Umur                            : 34 Tahun
Agama                          : Islam
Suku/Bangsa                : Banjar
Pendidikan                   : D3 B.inggris
Pekerjaan                      : Karyawan swasta
Alamat                          : Jl. Ks Tubun No 156 RT 8 RW 4

2.      Keluhan Utama            : Ibu mengatakan hamil 5 bulan dengan ketuban pecah dini
3.      Riwayat Perkawinan  : Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 31 tahun, dengan suami sekarang sudah 1 tahun 2 bulan

4.      Riwayat Haid
a.       Menarche umur                  : 13 tahun
b. Siklus                                    : 28 hari
c. Teratur / tidak                       : Teratur
d. Lamanya                              : 7 hari
e. Banyaknya                            : 2-3X ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe                         : Tidak ada
g. HPHT                                   : 20-02-12
h. Taksiran Partus                     : 27-11-12
  5.  Riwayat Obstetri : G0 P0 A0



No


Thn
Kehamilan
Persalinan
Bayi

Penyulit
Nifas


Ket

UK

Penyulit

UK

Cara
Tempat/
Penolong

Penyulit

BB

PB

Seks
Keadaan
Nifas
1
Ini













6. Riwayat Keluarga Berencana
a.        Jenis           : tidak ada
b.      Lama          : tidak ada
c.       Masalah      : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
a.       Ibu  : Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti DM,             asma, jatung kronis, dan penyakit keturunan lainnya.
b.      Keluarga     : Keluarga juga tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti DM, asma, jatung kronis, dan penyakit menular lainnya, seperti TBC, dll.

8. Riwayat Kehamilan Sekarang
Gravida 0 Para 0 Abortus 0 dengan ketuban pecah dini
a.        ANC Trimester I
1)      Frekuensi                      : 1x
2)      Tempat                         : Praktik Dokter Iwan
3)      Umur  kehamilan          : 2 bulan
4)      Imunisasi                      : Belum dilakukan
5)      Pergerakan anak           : Belum terasa
6)      Keluhan                        : Mual muntah
7)      Nasehat                                    : Makanan bergizi dan istirahat cukup
8)      Pengobatan                   : Vitamin

b.      ANC Trimester II
1)  Frekuensi                       : 1x
2)  Tempat                          : Praktik Dokter Iwan
3)  Umur  kehamilan           : 5 bulan
4)  Imunisasi                       : Belum dilakukan
5)  Pergerakan anak            : (+)
6)  Keluhan                         : Pusing
6)  Nasehat                         : Istirahat teratur
7)  Pengobatan                   :  Tablet Fe

            c. ANC Trimester III              : Belum dilakukan


9. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
·            Jenis                            : Nasi, lauk, sayur, dan susu
·            Frekuensi                     : 2X/hari
·            Porsi                            : 1 piring
·            Pantangan                   : Tidak ada

c.       Eliminasi
§  BAB
·         Frekuensi                      : 1X/hari
·         Konsistensi                   : Lembek
·         Warna                           : Kuning
·         Masalah                        : Tidak ada
§  BAK
·         Frekuensi                      : 2 – 4X/hari
·         Warna                           : Kuning jernih
·         Bau                               : Pesing
·         Masalah                        : Tidak ada
d.      Personal Hygiene
·         Frekuensi mandi                       : 2-3X/hari
·         Frekuensi gosok gigi                : 2-3X/hari
·         Frekuensi ganti pakaian/jenis   : 2-3X/hari
e.       Aktifitas     : Mengajar TK Bina Sejahtera dan kuliah di Unlam FKIP
f.        Tidur dan Istirahat
·         Siang hari                                 : 2 jam/hari
·         Malam hari                               : 8 jam/hari
·         Masalah                                    : Tidak ada
g.      Pola Seksual                                   : 1x seminggu
·         Masalah                                    : Tidak ada


10. Data psikososial dan spiritual
a.    Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya   : Baik
b.    Tanggapan ibu terhadap kehamilannya       : Ibu merasa senang dengan kehamilannya
c.    Ketaatan ibu beribadah                               : Ibu melakukan sholat 5 waktu
d.   Pemecah masalah dari ibu                            : Suami
e.    Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya     : Bidan
f.     Lingkungan yang berpengaruh                                                   
-       Ibu tinggal bersama     : orang tua
-       Hewan piaraan                       : Tidak ada
g.    Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga : Sangat baik
h.    Penentu pengambil keputusan dalam keluarga                  : Suami
i.      Jumlah penghasilan Keluarga                                             : Tidak menentu
j.      Yang menanggung biaya ANC dan persalinan                   : Suami


A.  Data Objektif
1.    Pemeriksaan Umum
a.    Keadaan umum         : Baik
b.    Kesadaran umum      : Composmentis
c.    Berat badan
-       Sebelum hamil      : 50 kg
-       Sekarang              : 57  kg
d.   Tinggi badan             : 153 cm
e.    LiLa                          : 25 cm
f.     Tanda-tanda vital      : TD : 120/80 mmHg  R : 24x/m
   N   : 85x/m   T: 36,5 0 C

2.    Pemeriksaan khusus
a.    Inspeksi
·      Kepala        : Kepala tampak bersih tak berketombe, pertumbuhan
rambut tampak sehat dan rambut tidak rontok.
·      Muka          : Tampak tidak pucat, terlihat cloasma gravidarum.
·      Mata           : Bentuk simetris, tidak tampak ikterik pada sklera,
konjungtiva tampak tidak pucat, dan tidak ada
pembengkakan di palpebra.
·      Teling         : Bentuk simetris, kondisi telinga baik dan tidak ada
serumen.
·      Hidung       : Bentuk simetris, tidak nampak pernafasan cuping
hidup, tidak ada polip dan sekret.
·      Mulut         : Bibir tampak pucat,  lidah tampak bersih gigi tidak
ada caries, berlubang dan gusi tidak berdarah
·     Leher         : Tidak tampak ada pembengkakan vena jugularis dan    kelenjar tiroid.
·      Dada          : Tampak simetris pada saat inspirasi dan ekspresi.
·     Mamae        : Bentuk simetris, tampak ada hiperpigmentasi pada areola   puting susu menonjol keluar.
·     Abdomen    : Tampak membesar sesuai umur kehamilan, tidak ada luka      bekas operasi, tidak tampak ada nya striae gravidarum.
·         Tungkai       : Tidak nampak varises dan odem pada kaki kanan  dan   kiri
·      Genetalia     :  Tidak ada dilakukan pemeriksaan pada daerah  genetalia

b.    Palpasi
·      Leher                    : Tidak teraba pembengkakan vena jugularis dan kelenjar
                 tiroid.

·      Mamae     : Tidak teraba benjolan abnormal, colostrum sudah keluar
                 sedikit.
·      Abdomen
v Leopold I            : Tinggi fundus uteri  2 jari di atas pusat
v Leopold II           : Pada perut ibu sebelah kiri teraba keras dan memanjang seperti papan, sedangkan pada perut  ibu sebelah kanan teraba benjolan kecil(ekstremitas)
v Leopold III         : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras
                        dan melenting (persentasi kepala)

·      TBJ   : -
·      Auskultasi
DJJ (+), Terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah perut ibu, Frekuensi DJJ 148x/menit

c.    Perkusi
Refleks Patella  : Kiri/kanan (+)/(+)
Cek ginjal          : Kiri/kanan (-)/(-)

d.   Pemeriksaan Panggul Luar
Tidak dilakukan pemeriksaan




e.    Pemeriksaan Penunjang
HB                  : 12 gr%
Albumin          : (-)
Reduksi           : (-)


B.  Assasement
-       Diagnosa Kebidanan           : G1P0A0,Umur kehamilan 22  minggu dengan
                                                Ketuban pecah dini janin hidup intra uteri
-       Masalah                                : Ibu cemas dan khawatir
-       Kebutuhan                            : Konseling dan healt education

C.  Planning
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
TD : 120/80 MmHg     R : 34x/m
N   : 85x/m                    T : 36,50 C
usia kehamilan ibu sekarang adalah 5 bulan 2 minggu dan taksiran partus 27 Nopember 2012 dan keadaan bayi baik, DJJ (+) Terdengar jelas dan teratur pada kuadran kanan bawah perut ibu, Frekuensi DJJ 148/menit, secara keseluruhan keadaan ibu dan janin baik.
“ Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan”
 2. Menjelaskan padaibu penyebab kemungkinan keluhan yang iburasakan, yaitu karena ibu kelelahan dan  kurang istirahat.
“ibu mengerti dengan penjelasan bidan”
3. Menjelaskan bahwa akan Berkolaborasi dengan dokter obgyn
  “ ibu menegerti dengan penjelasan bidan.

4. Menjelaskan bahwa akan dilakukan terapi sesuai dengan advis dokter
   “ ibu mengerti dengan penjelasan bidan”

5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti nasi, sayur-sayuran ( kangkung, sawi, bayam), ikan, telur, hati, buah-buahan ( pisang, pepaya ) dan susu.
   “ Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran dari bidan”


6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup pada siang hari  2-3 jam dan 6-7 jam pada malam hari
    “ Ibu bersedia mengikuti anjuran dari bidan”
7. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
-       Perdarahan pervaginam
-       Bengkak tangan atau wajah, pusing dan diikutin kejang
-       Gerakan janin berkurang
-       Penglihatan kabur
-       Nyeri abdomen yang kuat
-       Sakit kepala yang hebat
  “ Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan”
8. Jelaskan tentang P4K yaitu program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi :
-       Dimana rencana persalinan ibu
-       Siapa yang akan menolong dalam persalinan ibu
-       Siapa yang akan mendampingi dalam persalinan ibu
-       Alat transportasi apa yang ibu gunakan
-       Siapa pendonor ibu apabila dalam persalinan terjadi kegawatdaruratan
Ibu mengerti tentang P4K dan memiliki persiapan terhadap   persalinan
9. Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan seperti sering mengganti celana dalam minimal 3x sehari, dan memperhatikan cara cebok yang benar di mulai dari depan ke belakang.
“Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang di berikan bidan”
10. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu atau bila ada keluhan.
“Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang




















                                      BAB IV
                                PEMBAHASAN

    Ketuban dinyatakan pecah dini yaitu ketuban pecah bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung (Sarwono Prawirohardjo).
Beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya ketuban pecah dini ialah :
1. Kehamilan multiple : kembar dua ( 50%) , kembar tiga ( 90 %).
2. Riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2-4x
3. Tindakan segama : tidak berpengaruh kepada resiko, kecuali jika hygiene buruk ,       predisposisi terhadap infeksi.
4. perdarahan pervaginam : trimester pertama ( risiko 2x ) , trimester kedua/ketiga ( 20x )
5. Bakteriuria : risiko 2x ( prevalensi 7 % )
6. PH vagina di atas 4,5 : risiko 32% ( vs. 16%)
7. Servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% ( vs 7%)
8. Flora vagina abnormal : risiko 2-3x
9. Fibronectin > 50 mg/ml : risiko 83% ( vs 19% )
10. Kadar CRH ( corticotropoin releasing hormone ) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis , dsb. Dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.
Ibu Ny.S dengan hamil G1P0A0 berperiksa ke Rumah Sakit Sari Mulia dengan mengatakan bahwa hamil 5 bulan dengan ketuban pecah dini.
    Dari hasil pengkajian selama Ny.S dengan hamil G1P0A0 dengan usia kehamilan 22 minggu selama di rawat di RS Sari mulia Ny.S mengalami ketuban pecah dini karena stress psikologi sehingga menyebabkan peningkatan kadar CRH( corticotropoin releasing hormone).


BAB IV
PENUTUP
 A.Kesimpulan             
KPD adalah pecahnya ketuban secara spontan pada saat pasien belum inpartu.Dimana penyebab dari KPD tidak atau masih belum jelas. Diagnosis berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Sebagai penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium, tes pakis, USG, CTG, tes nitrazin, tes evaporasi dll.
Penatalaksanaan KPD dilakukan secara konservatif dan aktif, tergantung dari usia  kehamilan dan komplikasi yang terjadi, serta indikasi-indikasi obstetrik lainnya.Manajemen ketuban pecah dini pada kehamilan aterm berupa manajemen aktif, dimanadilakukan upaya untuk mempercepat persalinan sehingga mengurangi resiko infeksi.Indikasi tindakan SC pada kasus ketuban pecah dini sama seperti indikasi SC pada kasus lain. Sedangkan prognosis tergantung dari cara pelaksanaannya dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul serta usia dari kehamilannya. Komplikasi yang dapat terjadi :Pada ibu : Partus lama, infeksi, atonia uteri, perdarahan post partum atau infeksi nifas  hingga kematian karena septikemia.Pada janin : IUFD, asfiksia dan prematuritas.

B. Saran
1.      Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih giat lagi menggali ilmu pengetahuan di lahan praktik, terutama pengetahuan tentang cara penatalaksanaan masalah dalam praktik kebidanan.
2.      Bagi lahan praktik
Lahan praktik diharapkan lebih banyak menggali pengetahuan serta informasi untuk peningkatan pelayanan kebidanan dan juga untuk peningkatan peran bidan/ perawat dalam penatalaksanaan ketuban pecah dini.






Komentar

Postingan Populer